Kamis, 04 November 2010


BAB II  
TINJAUAN PUSTAKA

A.        Inventarisasi

          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, Inventarisasi adalah Pencatatan atau pengumpulan data-data (tentang kegiatan, hasil yang dicapai, pendapat umum, persurat-kabaran, kebudayaan, dan sebagainya).

B.        Terumbu Karang

          Ekosistem terumbu karang adalah lingkungan hidup di dasar laut tropik, dimana karang batu merupakan penghuni utamanya karang (Gambar 1).  Ekosistem terumbu karang juga merupakan habitat bagi berbagai biota termasuk yng berasosiasi dengan terumbu karang, seperti berbagai jenis ikan, Echinodermata (bulu babi, bintang laut, bintang mengular, lili laut dan teripang), Crustacea (udang, kepiting dan kelomang), Molusca (kima, susu bundar, tedong-tedongan, cumi, sotong, gurita), Porifera (jenis-jenis spons), Polychaeta (cacing bulu), Algae (algae merah, algae coklat dan algae hijau), Algae berkapur (Halimeda, Lithothamnion, dan Porolithon), serta berbagai jenis avetebrata lainnya.  Pada kolom air di atas  terumbu karang terdapat berbagai jenis plankton (fitoplankton dan zooplankton). (Christanty. Linda, dkk. 2009)    
Ekosistem Terumbu Karang

Menurut Indonesian Coral Reef Foundation (Terangi) 2004, menggolongkan Ikan Karang Berdasarkan Peranannya yaitu Ikan Target, Ikan Indikator dan Ikan Major.
Ikan Target adalah Ikan yang merupakan target untuk penangkapan atau lebih dikenal juga dengan ikan ekonomis penting atau ikan konsumsi seperti; Seranidae, Lutjanidae, Kyphosidae, Lethrinidae, Acanthuridae, Mulidae, Siganidae Labridae (Chelinus, Himigymnus, choerodon) dan Haemulidae. Ikan Indiakator adalah
Sebagai ikan penentu untuk terumbu karang karena ikan ini erat hubunganya dengan kesuburan terumbu karang yaitu ikan dari Famili Chaetodontidae (kepe-kepe). Sedangnya Ikan Major adalah ikan yang umumnya dalam jumlah banyak dan banyak dijadikan ikan hias air laut (Pomacentridae, Caesionidae, Scaridae, Pomacanthidae Labridae, Apogonidae dll.) 


C.        Kabupaten Biak Numfor

            Kabupaten Biak Numfor adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua  Indonesia  Ibukota kabupaten ini terletak di Biak. Wilayah otonom yang kini disebut sebagai Kabupaten Supiori pernah menjadi bagian dari kabupaten ini.
Kabupaten Biak Numfor terletak di Teluk Cenderawasih pada titik 0°21'-1°31' LS, 134°47'-136°48' BT dengan ketinggian 0 - 1.000 meter di atas permukaan laut. Dengan luas wilayah 21.572 km² (total) = 3.130 km² (daratan) + 18.442 km² (lautan)
Kabupaten ini merupakan gugusan pulau yang berada di sebelah utara daratan Papua dan berseberangan langsung denganSamudera Pasifik. Posisi ini menjadikan Kabupaten Biak Numfor sebagai salah satu tempat yang strategis dan penting untuk berhubungan dengan dunia luar terutama negara-negara di kawasan PasifikAustralia, atau Filipina. Letak geografis ini memberikan kenyataan bahwa posisinya sangat strategis untuk membangun kawasan industri, termasuk industri pariwisata.
Kabupaten Biak Numfor terdiri dari 2 (dua) pulau kecil yaitu Pulau Biak dan Pulau Numfor, serta lebih dari 42 pulau sangat kecil, termasuk Kepulauan Padaido yang menjadi primadona pengembangan kegiatan dari berbagai pihak. Luas keseluruhan Kabupaten Biak Numfor adalah 5,11 % dari luas wilayah provinsi Papua.
Secara administrasi, sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Supiori dan Samudera Pasifik.  Sebelah Timur berbatasan Samudera Pasifik, Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Supiori, dan Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Yapen. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten Biak Numfor.2010)

D.        Upaya Pelestarian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008,  Upaya adalah usaha atau akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar. Sedangkan Pelestarian adalah hal atau ihwal pengawetan sumber daya alam atau budaya agar terjamin kehidupannya sepanjang masa.
Sehingga Upaya Pelestarian merupakan usaha untuk melestarikan sumber daya alam khususnya bawah laut.

E.        Wisata Bahari         

            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, Wisata Bahari adalah bepergian untuk menikmati alam bawah laut.
          Wisata bahari sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia karena dua pertiga wilayah Indonesia terdiri dari lautan, dan Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau yang banyak memiliki pantai indah.  Dengan memanfaat potensi yang terdapat di pesisir dan laut seperti terumbu karang, rumput laut, ikan hias, dan biota lainnya sebagai daya tarik, wisata bahari mampu menghasilkan devisa bagi negara.
          Pengembangan wisata bahari juga memberikan peran peluang ekonomi bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat dalam mengelola, memanfaatkan, dan melestarikan potensi wisata bahari di wilayahnya, misalnya untuk transportasi, akomodasi, usaha rumah makan, dan pengembangan produk-produk hasil laut.  Masyarakat dapat menjadi pemandu wisata, pemandu selam dan bisa menyewakan perahunya untuk memancing atau berkeliling di perairan pantai.  Mereka juga dapat menyewakan rumahnya untuk penginapan atau yang disebut “home stay”, menjual makanan untuk konsumsi para wisatawan dan membuat berbagai kerajinan yang berasal dari hasil laut, seperti kerajinan dari bahan dasar kerang. (Christanty Linda, dkk. 2009)     




F.         Provinsi Papua
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.
Provinsi Papua terletak di titik 9º 20' - 0º 10' LS, 134º 10' - 141º 10' BT dengan luas wilayah 309.934,4 km² dengan jumlah penduduk 2.930.000 jiwa (2002). (http://id.wikipedia.org/wiki/Papua.2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar